www.semisena.com

Tampaknya, industri otomotif yang berkembang di Indonesia saat ini harus menuju ke pengembangan produk, jadi tidak hanya untuk produksi atau manufaktur saja. Hal tersebut dinilai karena memiliki banyak manfaat dari sisi ekonomi yang bisa diperoleh apabila produsen otomotif global melakukan pengembangan produknya di Indonesia.

Di sisi lain, justru pemerintah pun juga bisa melakukan sebuah pancingan supaya produsen otomotif melakukan pengembangan produk mereka di Indonesia, salah satunya yaitu melalui sebuah regulasi baru. “Enggak perlu memaksa. Kebijakan pemerintah harus mulai diarahkan ke proses development di dalam negeri. Local content juga perlu karena sangat memengaruhi product development ini. Caranya, ada beberapa regulasi global yang harus diterapkan di Indonesia, yaitu soal regulasi keamanan, safety,” papar Sigit Santosa, engineer sekaligus pemerhati industri automotif nasional dari ITB.

Jika aturan ini berlaku di Tanah Air, maka secara tidak langsung akan memaksa para produsen otomotif untuk melakukan pengembangan prouknya di Indonesia. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan efisiensi biaya. “Jika regulasi ini diterapkan di Indonesia, maka proses development kendaraannya juga harus dilakukan di Indonesia. Karena kenapa, akan terlalu mahal kalau di sana (negara asal produsen),” ungkap Sigit.

Jika membandingkan dengan negara lain, seperti di Amerika Serikat dan beberapa negara di Benua Eropa, mereka semua sudah mengimplementasikan aturan global. Oleh sebab itu, semua pabrikan atau produsen otomotif pendatang akan mengembangkan produknya di sana. Hal tersebut akan berdampak pada multiplier effect yang dihasilkan akan bertambah lebih banyak lagi. “Ini ada hubungannya dengan kementerian perhubungan sebenarnya. Tapi kalau yang konten lokal itu masuknya ranah Kementerian Perindustrian sehingga tidak ada pintu belakang. Kalau ada komponen yang didesain, itu berarti dari mulai product design, rekayasa, sampai ke manufacturing-nya di Indonesia, sehingga dampaknya akan ke mana-mana,” jelas dia.

Seperti diketahui, untuk pasar Asia Tenggara, uji tabrak untuk mobil-mobil baru sejauh ini dilakukan oleh ASEAN New Car Assessment Program (NCAP). Pengujian dilakukan di Malaysia.