OMEGA MOTOR VIDEOS
BERITA : Pahami Teknolog Mesin SkyActiv Mazda
Jakarta, KompasOtomotif – Bisa jadi tidak semua pemilik Mazda paham soal mesin SkyActiv yang mereka beli. Pemahaman dasar sebenarnya diperlukan untuk mengenal karakter, agar tahu cara mengoptimalkan keunggulan dan mengerti seluk beluk teknologinya.
Di dalam negeri, Mazda Motor Indonesia (MMI) hanya menawarkan mesin bensin SkyActiv-G. Model pertama yang sudah menggunakan teknologi itu yakni SUV CX-5, kemudian diikuti sedan 6, MPV Biante, dan hatchback 2.
Keunggulan utama SkyActiv-G yakni pada torsi besar yang di dapat dari kompresi mesin yang tinggi. Hal ini bisa kita lihat dari data spesifikasi resmi, mesin 2.5L pada CX-5 menghasilkan torsi puncak 250 Nm ketika putaran mesin mencapai hanya 3.250 rpm. Kondisi itu bisa didapat menggunakan bahan bakar RON 95.
“Istimewanya lagi pada 1.500 rpm torsi sudah mencapai 200 Nm. Itu tidak bisa terjadi di mesin bensin lain yang non-turbo,” kata Ari Tristanto Sales Trainer MMI saat menjelaskan tentang SkyActiv-G di Bandung, Sabtu (19/3/2016).
Putaran mesin 1.000 rpm – 3.000 rpm adalah rentang penggunaan harian dalam kondisi perkotaan. Jadi, bila pengemudi lebih banyak memainkan torsi itu maka efisiensi bahan bakar bisa lebih maksimal.
Dari mana asalnya torsi besar pada SkyActiv-G? Ari mengatakan pada dasarnya para insinyur Mazda telah berhasil membuat rasio kompresi tinggi pada SkyActiv-G stabil digunakan hingga menguntungkan. Rasio kompresi tinggi pada SkyActiv-G mencapai 1:14, lebih tinggi dari mesin supercar.
“Torsi akan meningkat saat rasio kompresi makin tinggi karena efisiensi bahan bakar makin tinggi dengan jumlah bensin yang sama. Jadi makin tinggi kompresi, torsi akan makin besar,” jelas Ari.
Kompresi mesin tinggi bukan berarti tanpa kendala. Pemahaman tradisional bila kompresi makin tinggi berarti potensi mesin ngelitik (knocking) semakin besar, salah satu cara menanggulanginya yakni memundurkan pengapian tapi kalau begitu torsi bisa turun drastis. Cara lain, menggunakan bahan bakar dengan RON lebih tinggi.
Namun keduanya bukan pilihan Mazda sebab dikatakan selain buat keiritan bahan bakar SkyActiv-G juga diciptakan agar biaya pengoperasiannya masuk akal.
Stabil
Lantas bagaimana caranya rasio kompresi 1:14 bisa stabil? Ada beberapa hal yang sudah ditemukan Mazda, yakni perbaikan ruang bakar atas temuan reaksi oksidasi suhu rendah, kepala piston dengan cekungan, menggunakan sistem pembuangan 4-2-1, dan peningkatan karakter injeksi bahan bakar.
Seluruh pengembangan yang telah dilakukan Mazda buat mesin pembakaran dalam itu juga dibantu paket lain yakni SkyActiv-Drive (transmisi), SkyActiv-Chassis, dan SkyActiv-Body.
Rasio Kompresi
Di Indonesia, mesin SkyActiv-G yang ditawarkan memiliki rasio kompresi lebih rendah yakni 1:13, kecuali Biante dengan 1:12 (belum menggunakan knalpot 4-2-1). Alasan MMI terkait regulasi emisi yang berlaku di Tanah Air yakni Euro II.
Di Indonesia, MMI menganjurkan pemakaian bahan bakar RON 90 untuk rasio kompresi 1:13.
http://otomotif.kompas.com