OMEGA MOTOR VIDEOS
BERITA : Mengenal Sistem Hibrida Toyota
Yokohama, KompasOtomotif – Sistem hibrida pada dasarnya adalah memadukan dua penggerak yaitu mesin konvensional dan motor listrik. Cara kerjanya secara bergantian dan sekaligus menjadikan mesin sebagai generator.
Pada Toyota Hybrid System (THS) dikenal dua sistem yaitu Parallel dan Series. Masing-masing menunjukan struktur hubungan antara mesin dengan motor listrik yang digunakan.
Komponen Sistem hibrida di Toyota meliputi :
Baterai
Salah satu komponen penting yang berfungsi menyuplai dan menyimpan energi. Toyota berhasil mengembangkan teknologi baterai yang efisien dan dengan bobot ringan. Hal tersebut diraih berkat penggunaan material nickel hydride (Ni-MH).
Sistem pendingin dalam sel baterai juga telah berhasil dioptimalkan. Sehingga daya tahan semakin panjang. Penggunaan teknologi semikonduktor juga punya peran penting dalam pengoperasian hybrid. Untuk kepetingan itu Toyota telah meningkatkan efisiensi baterai dengan mengadopsi silikon karbida (SiC).
Mesin
Tipe mesin berbahan bakar gas atau bensin yang digunakan dalam teknologi hybrid Toyota diklaim lebih hemat energi. Selain itu bisa menghasilkan output yang lebih tinggi daripada mesin konvensional sejenis.
Berbagai pengembangan untuk meningkatkan kinerja mesin terus dilakukan untuk mencapai mekanisme baru yang lebih irit bahan bakar dengan ada tenaga maksimal.
Motor listrik
Komponen ini salah satu hal utama pada mobil hybrid. Toyota menggunakan motor listrik yang efisien, dapat menghasilkan kuat torsi naik ke rentang revolusi (rpm) tinggi. Wujudnya lebih kompak, ringan, efisien, dan halus.
Komponen tersebut menggunakan aliran listrik dalam sistem 3 fase, mampu mengontrol secara optimum antara putaran magnet dengan rotor magnet yang mempunyai struktur ideal yaitu konfigurasi V.
Power Control Unit (PCU)
Alat ini untuk membagi dan mendistribusikan tenaga listrik yang dihasilkan mesin ke roda penggerak (drive train). PCU terdiri dari inverter untuk mengubah arus DC menjadi AC yang disediakan oleh baterai untuk menghidupkan motor listrik.
Sebaliknya, inverter juga akan mengonversi AC yang dihasilkan oleh motor listrik dan generator menjadi DC untuk mengisi ulang baterai. Elemen lain PCU ini adalah boosting converter. Fungsinya untuk meningkatkan voltase atau tenaga listrik normal 201,6 V pada pasokan DC menjadi tegangan 650 V untuk motor listrik.
Kemudian DC converter untuk mengurangi tegangan 201,6 V suplai dari baterai ke tegangan 12 V untuk peenggunaan sistem-sistem pendukung dan perangkat elektronik seperti ECU.
Power Split Device
Alat mengatur perputaran poros yang langsung ke mesin dan terhubung dengan motor listrik.
Reduction Gear
Fungsinya untuk mengurangi rpm tinggi dari motor listrik guna memberi efek pada torsi sehingga memberikan akselerasi yang mulus pada kendaraan.
Generator
THS menggunakan generator kecepatan tinggi untuk menghasilkan daya maksimum. Bertujuan untuk mengimbangi putaran mesin saat kecepatan kendaraan dalam keadaan rendah dan sedang.
Regenerative Braking
Sistem ini memanfaatkan panas rem ataupun saat pengurangan laju (deselerasi) yang memungkinkan penggunaan kekuatan rotasi dari poros. Energi yang dihasilkan disimpan di baterai. Sistem ini dapat menghemat pemakaian gas atau bensin.